Rabu, 24 Desember 2014

Cara Mendidik Anak Untuk Meminta Maaf

Meminta maaf membantu anak untuk belajar berjiwa besar dan bertanggung jawab terhadap kesalahan yang telah dilakukannya. Dengan meminta maaf, dapat membantu anak untuk mengenali dirinya, menjalin hubungan baik antara anak tersebut dan temannya dan memberikan pengajaran untuk empati dan bertanggung jawab pada tindakannya. Sebelum seorang anak bisa menyesali perbuatannya, ia harus mengerti bahwa ia telah melakukan kesalahan.
Cara mendidik anak untuk meminta maaf dapat dimulai dari kebiasan keluarga. Bila orang tua telah bertindak salah, orang tua harus berani mengakuinya. Hal ini untuk mengajarkannya secara langsung sikap yang harus dilakukannya ketika seorang anak melakukan kesalahan. Orang tua juga meminta maaf ketika bereaksi berlebihan, gunakan kata-kata yang bisa dicontohnya. Berkata maaf  kepada anak bukanlah tanda kelemahan, melainkan kekuatan untuk membentuk pribadinya. Dengan contoh nyata, maka anak akan lebih terbiasa dengan spontan untuk meminta maaf ketika kesalahan dilakukannya.
Mendidik anak untuk belajar meminta maaf sebaiknya dilakukan sejak dini, untuk menjadikannya kebiasaan baik. Kenalkan pada usia balita, sehingga ketika anak berinteraksi dengan teman sebayanya sudah dapat mengimplementasi kebiasaan meminta maaf ketika anak melakukan kesalahan.
Bagi anak di bawah dua tahun, fokuslah pada penegakan peraturan. Jika anak patuh pada peraturan, ia bisa menghindari kesalahan dan jarang harus meminta maaf dan dengan mudah orang tua bisa mengajarkan cara meminta maaf.
Anak usia tiga sampai lima tahun sudah perlu mengerti arti penting permintaan maaf. Jelaskan dengan sederhana bahwa kita harus meminta maaf ketika kita menyakiti atau mengganggu orang lain.
Menginjak usia enam tahun, anak sudah punya kepekaan terhadap sesuatu yang benar dan salah. Tapi bukan berarti meminta maaf menjadi sesuatu yang mudah bagi anak usia 6 tahun. Ketika mereka melakukan kesalahan, biasanya mereka tidak mengakui kesalahan.
Ketika anak melakukan kesalahan seperti mengambil mainan teman sebayanya dan menyebabkan temannya menangis, orang tua dapat mengajarkan dengan menjelaskan terlebih dahulu kemudian menyuruh anak tersebut untuk meminta maaf dengan cara menyalami tangan temannya.
Ketika dua anak terlibat konflik dan sulit mengetahui siapa yang harus meminta maaf. Orang tua harus menjelaskan bahwa mereka tidak harus selalu berbuat kesalahan untuk meminta maaf. Hal itu membantu anak menenangkan diri, memperbaiki kekecewaan, dan kembali melanjutkan permainan.
Meminta maaf dan memaafkan perlu terjadi setelah seseorang melakukan pertengkaran. Untuk kebiasaan pertengkaran sehari-hari, orang tua memberitahu anaknya agar berdamai dengan siapa saja ketika melakukan pertengkaran. Meskipun sebenarnya tidak perlu ada adegan permintaan maaf secara resmi, akan tetapi  meminta maaf tanpa dimaafkan adalah proses yang tidak lengkap. Untuk perdamaian yang nyata maka harus ada kata-kata lain seperti mengatakan “tidak apa-apa” atau “Aku memaafkanmu”.
Ketika anak  bersendawa, cegukan, dan buang gas kemudian terdengar oleh orang tua, maka orang tua harus mengajarinya untuk meminta maaf. Ajarkan anak-anak bahwa hal tersebut akan mengurangi kesopanan di dalam lingkungan masyarakat. Sehingga meminta maaf tidak saja pada kesalahan yang dilakukannya, akan tetapi pada hal kecil yang mengganggu kondisi orang lain. Dengan demikian anak akan mengerti kapan ia harus meminta maaf.
Beberapa anak belajar meminta maaf karena paksaan dari kedua orang tuanya. Sebenarnya orang tua tidak bisa memaksa anak untuk meminta maaf, karena ketika anak meminta maaf harus dengan perasaan tulus. Hal yang harus dilakukan adalah dengan mengarahkan dan menjelaskan permasalahannya sehingga anak mampu memberikan perasaan yang tulus ketika meminta maaf. Sebagai orang tua, pasti ingin mengajarkan empati kepada anak. Ini bagian dari mengajarkan kepada mereka bahwa mereka memiliki dampak pada dunia mereka dan orang-orang di sekitar mereka.
Bila anak sulit untuk meminta maaf terhadap kesalahan yang telah dilakukannya, orang tua dapat menjelaskan bahwa dengan meminta maaf akan mendekatkan hubungan pertemanan dengan siapapun, termasuk dengan teman-teman sebayanya. Memiliki banyak teman berarti anak diterima dengan baik di dalam lingkungannya. Dengan demikian anak dapat menyadari bahwa keberadaan teman sangat diperlukan dalam lingkungannya.



Referensi:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar