Rabu, 31 Desember 2014

Masyarakat Baduy dan Alam

Masyarakat Baduy memiliki kepercayaan bahwa alam adalah salah satu titipan Yang Maha Kuasa, yang harus dijaga dan dilestarikan. Walaupun dalam kehidupannya mereka bergantung pada alam, tetapi mereka sangat menghargai dan mengerti bagaimana cara menjaga dan melestarikan alam. Berikut ini adalah beberapa cara masyarakat Baduy dalam menjaga dan melestarikan alam dalam kehidupannya.
1.      Rumah
Rumah masyarakat Baduy dibuat dengan menggunakan bambu dan kayu. Untuk ikatan penyatunya mereka menggunakan ijuk dan rotan. Dinding rumahnya dibuat dari anyaman bambu, sedangkan untuk lantainya mereka menggunakan kulit luar bambu yang dijajarkan. Untuk atap rumahnya mereka menggunakan daun kelapa dan palem.
Apabila tanahnya tidak rata akan dibiarkan apa adanya, mereka tidak merubah sedikitpun tanah itu. Tetapi tiang rumah mereka yang harus disesuaikan dengan tanah tersebut. Sehingga tiang rumah mereka tidak sama panjang untuk menyesuaikan dengan tanah.
2.      Sungai
Masyarakat Baduy tidak pernah menggunakan shampo, pasta gigi, bahkan sabun ketika mandi. Mereka menggunakan batang pohon honje sebagai sabun, sedangkan untuk sikat gigi mereka menggunakan serabut kelapa. Mereka juga tidak menggunakan detergen untuk mencuci baju, hanya dengan digosok-gosokkan pada batu-batu di sungai. Karena menurut mereka penggunaan sabun atau detergen akan membuat air menjadi tercemar. Mereka hanya menggunakan abu gosok untuk mencuci alat-alat rumah tangga seperti piring dan sendok. Karena abu gosok berasal dari sisa pembakaran tumbuhan dan dipercaya tidak akan merusak alam.
3.      Kayu Bakar
Masyarakat Baduy tidak pernah menebang pohon untuk digunakan sebagai kayu bakar. Kayu bakar yang mereka gunakan untuk memasak adalah kayu-kayu yang sudah kering dan jatuh ke tanah, atau kayu-kayu yang sudah dimakan rayap.   
4.      Cara Berladang
Tidak hanya dalam membuat rumah, dalam bidang pertanian pun masyarakat Baduy tidak mengubah lahan dan cara berladangnya sangat sederhana. Mereka tidak mengolah lahan dengan bajak, tidak membuat terasering, hanya menanam dengan tugal (bambu yang diruncingkan).
5.      Hemat Energi
Masyarakat Baduy tidak menggunakan listrik. Untuk penerangan, mereka menggunakan obor. Penggunaan alat penerangan juga dibatasi hanya sampai jam 10 malam, kecuali jika ada keperluan yang mendesak seperti buang air.
6.      Jalan Kaki
Masyarakat Baduy tidak mengenal alat transportasi, karena menggunakan alat transportasi berarti melanggar aturan adat. Oleh karena itu, jika mereka ingin bepergian sejauh apapun akan dilakukan dengan berjalan kaki dan tanpa menggunakan alas kaki, walaupun membutuhkan waktu berhari-hari untuk sampai di tempat yang ingin mereka datangi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar