Sabtu, 20 Desember 2014

Rampak Bedug Banten

Bedug terdapat di setiap masjid sebagai alat atau media informasi datangnya waktu shalat wajib lima waktu. Kata “Rampak” mengandung arti “serempak”. Rampak bedug adalah seni bedug dengan menggunakan banyak bedug dan ditabuh secara serempak sehingga menghasilkan irama khas yang enak didengar. Rampak bedug hanya terdapat di daerah Banten sebagai ciri khas seni budaya Banten.
Rampak bedug pertama kali dimaksudkan untuk menyambut bulan suci Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri. Tapi karena merupakan suatu kreasi seni yang mengundang perhatian penonton, maka seni rampak bedug ini berubah menjadi suatu seni yang layak jual. Walau para pencetus dan pemainnya didasari oleh motivasi religi, tapi masyarakat seniman dan pencipta seni memandang seni rampak bedug sebagai sebuah karya seni yang patut dihargai.
Fungsi rampak bedug :
·         Nilai Religi, yakni menyemarakkan tarawihan dan sebagai pengiring takbiran pada bulan suci Ramadhan.
·         Nilai rekreasi/hiburan, yakni sebagai pertunjukan.
·         Nilai ekonomis, yakni suatu karya seni yang layak jual. Masyarakat sudah biasa mengundang seniman rampak bedug untuk memeriahkan acara-acara mereka.
Awalnya pemain rampak bedug hanya terdiri dari laki-laki. Tetapi karena seni rampak bedug mempertunjukkan tarian-tarian, sekarang pemainnya terdiri dari laki-laki dan perempuan. Jumlah pemain rampak bedug sekitar 10 orang, 5 orang laki-laki dan 5 orang perempuan. Pemain laki-laki sebagai penabuh bedug sekaligus kendang, sedangkan pemain perempuan sebagai penabuh bedug, pemain laki-laki dan perempuan sekaligus juga sebagai penari.
Busana yang dipakai oleh pemain rampak bedug adalah pakaian muslim dan muslimah, yang disesuaikan dengan perkembangan zaman dan unsur kedaerahan. Misalnya pemain laki-laki mengenakan pakaian model pesilat lengkap dengan sorban khas Banten, tapi warnanya bukan hitam dan putih saja misalnya hijau, ungu, merah, dan lain-lain. Sedangkan pemain perempuan mengenakan pakaian khas tari-tari tradisional, tapi bercorak modern dan relatif religius. Misalnya menggunakan rok sepanjang bawah lutut dari bahan batik dengan warna dasar kuning dan di dalamnya mengenakan celana panjang berwarna merah seperti celana panjang pesilat. Kemudian menggunakan kain merah yang bisa dililitkan dan digunakan sebagai selendang. Bajunya tangan panjang, dipakai dikeluarkan dan diikat dengan memakai ikat pinggang besar. Rambutnya memakai sanggul yang terbuat dari rajutan benang.



Referensi:

1 komentar: