Minggu, 21 Desember 2014

Tujuh Presiden Ramalan Ronggowarsito

Menurut Ronggowarsito, ada tujuh satrio sebagai tokoh yang memerintah wilayah seluas wilayah eks kerajaan Majapahit. Tujuh tokoh tersebut adalah Satrio Kinunjoro Murwo Kuncoro, Satrio Mukti Wibowo Kesandung Kesampar, Satrio Jinumput Sumelo Atur, Satrio Lelono Topo Ngrame, Satrio Piningit Hamong Tuwuh, Satrio Boyong Pambukaning Gapuro, dan Satrio Pinandito Sinisihan Wahyu.
Pertama, Satrio Kinunjoro Murwo Kuncoro. Pemimpin yang akrab dengan penjara (Kinunjoro), yang akan membebaskan bangsa ini dari belenggu tradisi penjara, kemudian menjadi tokoh pemimpin yang sangat tersohor di seluruh jagad (Murwo Kuncoro). Tokoh ini ditafsirkan sebagai Soekarno, Proklamator dan Presiden Pertama RI. Berkuasa tahun 1945-1967.
Kedua, Satrio Mukti Wibowo Kesandung Kesampar. Pemimpin yang berharta dunia (Mukti), berwibawa dan ditakuti (Wibowo), namun dirinya dilekatkan dengan segala kesalahan dan bernasib buruk (Kesandung Kesampar). Tokoh ini ditafsirkan sebagai Soeharto, Presiden Kedua RI dan pemimpin Rezim Orba yang sangat ditakuti. Berkuasa tahun 1967-1998.
Ketiga, Satrio Jinumput Sumelo Atur. Pemimpin yang diangkat (Jinumput) tetapi hanya dalam masa transisi atau sekedar menyelingi (Sumela Atur). Tokoh ini ditafsirkan sebagai BJ Habibie, Presiden Ketiga RI. Berkuasa tahun 1998-1999.
Keempat, Satrio Lelono Topo Ngrame. Pemimpin yang suka mengembara atau keliling dunia (Lelono), juga mempunyai jiwa rohaniawan dan kontroversial (Topo Ngrame). Tokoh ini ditafsirkan sebagai KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Presiden Keempat RI. Berkuasa tahun 1999-2000.
Kelima, Satrio Piningit Hamong Tuwuh. Pemimpin yang muncul membawa kharisma keturunan dari moyangnya (Hamong Tuwuh). Tokoh ini ditafsirkan sebagai Megawati Soekarnoputri, Presiden Kelima RI. Berkuasa tahun 2000-2004.
Keenam, Satrio Boyong Pambukaning Gapuro. Pemimpin yang berpindah tempat (Boyong) dari menteri menjadi presiden dan akan menjadi peletak dasar sebagai pembuka gerbang menuju puncak zaman keemasan (Pambukaning Gapuro). Tokoh ini ditafsirkan sebagai Susilo Bambang Yudhoyono. Ia akan selamat memimpin bangsa dengan baik jika mau tobat dan mampu mensinergikan dengan kekuatan Sang Pemimpin Ketujuh Satrio Pinandito Sinisihan Wahyu.
Satrio Pinandito Sinisihan Wahyu. Pemimpin yang sangat religius, yang digambarkan resi begawan (Pinandito/ulama) yang rendah hati, memimpin atas dasar bimbingan syariat Allah SWT (Sinisihan Wahyu).



Referensi:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar